
Hindari panas dan keringat berlebih
Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Malassezia secara berlebihan. Dalam jumlah kecil, bakteri ini sebenarnya justru membantu melindungi kulit dari patogen yang menyebabkan penyakit. Namun ada kalanya bakteri ini muncul secara berlebihan yang kemudian menyebabkan infeksi, ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi lebih terang atau gelap, serta muncul rasa gatal (1).
Gejala panu sangat terlihat dan cukup mudah dikenali, seperti: (2)
Muncul bercak dengan warna putih, merah mudah, kemerahan, atau kecoklatan pada area kulit. Bercak ini bisa muncul satu persatu atau berkelompok.
Bercak pada kulit tidak akan menggelap saat terkena sinar matahari.
Bercak bisa muncul di area mana saja, namun kebanyakan ada pada leher, dada, punggung, dan lengan.
Meski cukup jarang, namun bercak panu bisa jadi gatal atau sakit.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, panu terjadi ketika bakteri Malassezia berkembang dengan jumlah yang terlalu banyak. Hal ini dipicu oleh: (2)
Kulit yang terlalu berminyak
Kondisi udara yang terlalu panas
Keringat berlebih
Perubahan hormonal
Penurunan kekebalan tubuh
Dengan pengobatan yang tepat, panu bisa disembuhkan. Namun seringkali muncul efek yang tidak akan bisa hilang dalam waktu singkat yaitu perubahan warna kulit. Tempat munculnya bercak tidak bisa langsung kembali seperti semula. Butuh waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan agar warna kulit bisa kembali merata. Hal ini dikarenakan pigmen kulit butuh waktu untuk bekerja kembali. Agar efek ini tidak terjadi terlalu lama, pastikan Anda melindungi kulit dan sinar matahari berlebih dan menghindari tanning.
Meski mudah disembuhkan, panu juga cukup mudah datang kembali. Maka dari itu, perlu beberapa tindakan pencegahan agar infeksi jamur kulit ini tidak terjadi lagi.
Beberapa produk perawatan kulit mungkin akan membantu mencegah munculnya panu kembali. Pastikan juga selalu menyediakan krim antijamur sebagai pengobatan cepat saat dibutuhkan.
L.ID.MKT.CC.05.2021.1642
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi: