Bagaimana musim hujan mempengaruhi penyakit kulit?
Dibawa oleh air. Cuaca tertentu seperti hujan dapat mempengaruhi penyebaran penyakit pada manusia. Hal ini disebabkan karena penyakit yang ditimbulkan oleh virus, bakteri dan jamur dibawa oleh air hujan sebagai media penularannya. Penyakit yang ditularkan melalui air hujan dapat terjadi melalui air yang sudah terkontaminasi. Akhirnya, masalah pada kulit dapat terjadi karena faktor tersebut, contohnya seperti milia, kutu air dan berbagai penyakit kulit lainnya (1).
Suhu yang lembab. Curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi kondisi kelembaban lingkungan. Sementara itu, jamur sangat menyukai tempat yang lembab sebagai tempat pertumbuhannya. Penelitian telah membuktikan bahwa dengan adanya musim hujan, suhu menjadi rendah dan kelembaban meningkat, pertumbuhan jamur juga semakin pesat dan dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti penyakit kulit dan kuku (3).
Penyakit kulit yang rawan terjadi saat musim hujan
Meski ada banyak penyakit kulit yang dapat menyerang manusia, namun beberapa di antaranya lebih sering terjadi ketika memasuki musim penghujan, seperti:
- Kutu air
Penyakit kulit di musim hujan yang perlu diwaspadai pertama adalah kutu air. Kutu air atau Athlete’s Foot disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit kaki, dan kondisi kaki yang lembab merupakan tempat favorit bagi jamur untuk tumbuh. Kondisi ini bisa terjadi pada semua usia (4). Gejalanya ditandai dengan ruam kemerahan, bersisik dan terasa gatal di area kulit kaki, terutama sela-sela jari (4). Karena kutu air disebabkan oleh jamur, direkomendasikan untuk mengoleskan krim antijamur yang mengandung Klotrimazol minimal selama 2 minggu agar jamur dapat teratasi secara tuntas.
Pencegahan yang bisa dilakukan:- Menjaga kebersihan kulit kaki. Pastikan kondisi kaki tetap dalam keadaan yang bersih dan kering supaya tidak menjadi tempat pertumbuhan jamur (4) Cuci kaki dengan air mengalir dan sabun setiap hari (5).
- Jangan bertelanjang kaki. Jika bepergian ke luar atau mengunjungi fasilitas bersama, selalu lindungi bagian kaki agar terhindar dari kontaminasi jamur dari luar (5).
- Jangan menggunakan alas kaki milik orang lain. Agar dapat mencegah penularan, ada baiknya untuk tetap berjaga-jaga dengan hanya menggunakan peralatan milik diri sendiri (4,5).
- Rutin mengganti kaos kaki dan sepatu. Jangan biasakan memakai kaos kaki dan sepatu yang kotor, selalu gunakan alas kaki yang bersih dan ganti kaos kaki minimal 1 kali setiap hari (4).
- Pilih sepatu yang tepat. Pilihlah alas kaki yang ringan, tidak terlalu sesak dan nyaman dipakai. Dengan begini, kulit kaki dapat bernapas lebih baik dan mencegah keringat (5).
- Kadas/kurap
Kadas/kurap adalah infeksi jamur kulit yang sangat menular. Disebut juga sebagai ringworm, penyakit kulit ini biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Ciri-cirinya adalah adanya ruam merah yang berbentuk seperti cincin dan terasa gatal serta bersisik (5). Pengobatan untuk kadas/kurap secara umum bisa menggunakan krim antijamur yang mengandung Klotrimazol selama 2 minggu untuk memastikan infeksi jamur telah teratasi.
Pencegahan kadas/kurap:- Menjaga kebersihan tubuh. Mandi setiap hari dan keringkan badan secara benar dengan handuk yang bersih dan kering setiap selesai mandi/berenang. Dengan begini, kondisi kulit tidak akan terpapar dengan udara atau barang yang lembab (4,5).
- Berhati-hati dengan fasilitas umum. Penggunaan alat bersama seperti peralatan olahraga atau karpet dapat menjadi media penularan jamur. Selalu bersihkan benda-benda tersebut secara berkala dan segera cuci tangan setelah terkena kontak langsung (4,5).
- Jangan menyentuh hewan yang sakit kulit. Bermain dengan hewan peliharaan memang menyenangkan, namun jika terdapat tanda-tanda seperti sakit kulit, sebaiknya batasi kontak fisik dengan hewan tersebut. Gejala hewan yang sakit kulit biasanya ditandai dengan bulu yang rontok dan sering menggaruk badannya (5).
- Jamur kuku
Infeksi jamur kuku (Onikomikosis) adalah infeksi jamur yang menyerang bagian di sekitar kuku tangan dan kaki. Apabila kuku berubah warna, terlihat kusam, rapuh, mudah patah dan ada jaringan yang menebal di sekitarnya, kemungkinan besar jamur kuku sudah tumbuh subur (5,6). Jika tidak segera ditangani, dokter bisa memutuskan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kuku yang sudah terjangkit jamur kuku (5). Infeksi jamur kuku dapat diatasi dengan mengoleskan krim antijamur yang mengandung Klotrimazol selama 3-4 minggu agar jamur dapat teratasi sampai ke akarnya.
Cara mencegah jamur kuku datang kembali:- Gunakan alas kaki pribadi. Pakai alas kaki setiap pergi ke luar untuk melindungi kaki dari infeksi jamur. Selain itu, jangan biasakan menggunakan sepatu milik orang lain agar tidak tertular (5,7).
- Potong kuku agar tetap pendek. Menjaga kebersihan kuku, salah satunya dengan menjaganya tetap pendek sangat direkomendasikan (7).
- Pakai gunting kuku khusus. Jangan bergantian menggunakan gunting kuku dan jika sudah terkena jamur kuku, gunakan alat yang berbeda agar mencegah penularan ke kuku yang lain (7).
- Infeksi jamur selangkangan
Ketika suhu lingkungan dan kulit di selangkangan lembab, jamur akan berkembang lebih cepat dan menyebabkan infeksi jamur selangkangan. Penyakit kulit yang disebut juga sebagai jock’s itch ini dibawa oleh jamur bernama tinea cruris. Sesuai dengan namanya, infeksi jamur ini akan menyebabkan ruam merah yang terasa gatal di area selangkangan. Tidak hanya itu, namun jamur selangkangan juga akan menyerang di area kelamin, paha bagian dalam, termasuk bagian bokong (6).
Pencegahan infeksi jamur selangkangan:- Menjaga kulit bersih dan kering. Karena jamur selangkangan sering terjadi di area lipatan kulit seperti selangkangan atau lipatan paha, pastikan agar daerah ini tidak kotor dan lembab (5,6).
- Gunakan pakaian dalam yang agak longgar. Biarkan kulit bernapas lebih baik dengan menggunakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat (5).
- Ganti pakaian setiap hari. Selalu gunakan pakaian dan baju dalam yang bersih agar tidak menjadi tempat pertumbuhan jamur (6).
- Panu
Panu atau tinea versicolor merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia yang melebihi batas wajar ketika lingkungan di sekitar lembab (5). Ciri-cirinya adalah adanya bercak yang berwarna berbeda dari kulit asli, seperti bercak merah muda, putih atau kecokelatan (4). Panu termasuk penyakit kulit yang sering kambuh terutama karena kondisi cuaca yang lembab. Oleh karena itu, ketika mengobati harus benar-benar dilakukan sampai tuntas (5). Agar penyakit kulit ini bisa terangkat, Anda harus disiplin dalam pengobatannya, yaitu dengan mengoleskan krim antijamur dengan bahan yang mengandung Klotrimazol minimal selama 2 minggu. Bahkan saat panu sudah tidak terlihat lagi, infeksi jamur mungkin masih ada di sekitar kulit, jadi jangan langsung berhenti mengoleskan krim antijamur agar panu tidak mudah kambuh (7).
Pencegahan panu:- Gunakan pakaian yang longgar. Agar jamur tidak mudah tumbuh, kenakan baju yang tidak terlalu ketat sehingga kondisi kulit tidak lembab (5).
- Jaga kebersihan tubuh. Mandi setiap hari serta cuci bersih dan keringkan kulit terutama yang sudah terinfeksi panu (5).
Menghindari penyakit kulit saat musim hujan
Penyakit kulit bisa membuat kita merasa sangat tidak nyaman, terutama karena rasa gatal yang tidak tertahankan. Agar tidak tertular, lakukan pencegahan secara umum seperti rutin menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri. Jika sudah terinfeksi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena kondisi ini tetap bisa diobati dengan krim antijamur yang mengandung Klotrimazol 1%. Penggunaan krim antijamur secara rutin dapat membantu meredakan gatal dan menghentikan pertumbuhan jamur sehingga Anda dapat terbebas dari penyakit kulit saat musim hujan datang (8).
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
-
Rosy Saptoyo. Kapan Musim Hujan 2021 Tiba? Kompas. Diakses pada 4 Desember 2021 dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/11/070000765/kapan-musim-hujan-2021-tiba-ini-penjelasan-brin
-
Nicola Balato, dkk. Effects of Climate Changes on Skin Diseases. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.researchgate.net/publication/259649837_Effects_of_climate_changes_on_skin_diseases
-
Vinodkumar Chavan. Lower Temperature and Higher Humidity Favours Fungal Growth. Journal of Global Sciences, Volume 9 No.8 2020. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.mutagens.co.in/jgb/vol.09/08/090803.pdf
-
Mayo Clinic Team. Athlete’s Foot. Mayo Clinic. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/diagnosis-treatment/drc-20353847
-
Jill-Seladi Schulman. Types of Fungal Skin Infections and Treatment Options. Healthline. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.healthline.com/health/fungal-skin-infection#treatment
-
Debra Jaliman. Fungal Infections of Skin. Web MD. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/fungal-infections-skin
-
Cleveland Clinic Medical Professional. Skin Fungus: Fungal Infection. Cleveland Clinic. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4276-skin-fungus
-
Barry L. Hainer. Dermatophyte Infections. American Family Physician. Diakses pada 7 Desember 2021 dari https://www.aafp.org/afp/2003/0101/p101.html